Moral

Posted by Kongkow edu On Sunday, October 18, 2009 0 komentar
Days of Illustration
Duduk termenung dengan tubuh bersandar di tembok teras depan, Ali – Si Cerdas Yang Beretika - berbisik dalam benaknya “ Aku akan menanamkan nilai – nilai akhlak terpuji yang kupelajari ke dalam kehidupan sehari – hariku”. Sebuah target yang tepat untuk seorang pelajar yang mencoba menyatukan ilmu dengan amalnya.

Li! cepat mandi nanti kamu telat ke sekolah, titah ayahnya yang sudah siap berangkat ke kantor. Iya Yah ! jawab Ali sambil bergegas ke kamar mandi.
Setelah beberapa waktu kemudian, Ali telah siap untuk pergi ke sekolah. Temannya Anton – Si Pandai Yang Tak Beretika – telah menjemputnya sambil berkata dengan conggah, ‘Cepat Li nanti telat’. Ali bersiap – siap di teras depan untuk memakai sepatunya.
Nak Kok ndak’ sarapan dulu ? tanya ibunya karena merasa khawatir anaknya sakit. ‘Nanti saja bu di kantin sekolah’, jawab Ali karena takut telat pelajaran Akhlak. Mereka berdua berpamitan kepada Ibu Ali dan berangkat ke Sekolah.
Di tengah perjalanan Anton dengan nada sedikit kesal berkata, Wah Li ! telat nich udah jam 06.55 WIB, kamu sich pake acara bantu nenek tua tadi nyebrang dulu, jadi lama dech’ . Ah kamu Ton! Menolong segitu saja nggak ikhlas, menolong itu kan perbuatan terpuji, Jawab Ali dengan tegas.
Akhirnya mereka berdua sampai di sekolah pukul 07.05 WIB. Pintu gerbang sekolah sudah terkunci.
Setelah menjelaskan alasannya terlambat dengan keamanan sekolah. Maka mereka dapat masuk ke sekolah. Tetapi mereka berdua tidak dibolehkan masuk kelas begitu saja, mereka di hukum push up 10 kali terlebih dahulu. Hal ini dilakukan guna membina para siswa agar berdiplin.
Setelah itu mereka berdua berlari menuju kelas karena pelajaran Akhlak sudah dimulai lima menit yang lalu. Ketika mereka ingin duduk, Pak Rozak melihatnya dan bertanya, kenapa kalian berdua telat? Ali menjawab, “Tadi kami di jalan membantu nenek tua menyebrang dan mengantarkannya terlebih dahulu Pak “. “Ya sudah kalian duduk”, titah gurunya.
Pak Rozak kembali melanjutkan pelajarannya mengenai materi akhlak terhadap diri sendiri dan orang lain. Beliau menjelaskan bahwa akhlak terhadap diri sendiri merupakan kewajiban kita menjaga diri sendiri dengan sebaik baiknya, agar mampu melaksanakan perintah Allah SWT dan bimbingan Rasulullah SAW. Diantaranya adalah Sabar, Rajin, Hemat, Disiplin, dan Ikhlas.
Bagaimana anak – anak apakah kalian sudah paham mengenai materi yang bapak jelaskan? Tanya Pak Rozak kepada para siswa. Sudah pak..k.k.k, jawab para siswa serentak.
Selanjutnya guru akhlak ini menjelaskan materi akhlak terhadap orang lain kepada para siswanya. Beliau mengatakan akhlak sosial ini penting untuk pergaulan kita di masyarakat. Para siswaku tercinta adapun sikap yang mencerminkan terhadap akhlak social antara lain: Jujur, Pemaaf, tolong - menolong, Taat Terhadap Aturan dan Saling Menghargai, penjelasan pak rozak kepada para siswa. Dan Pak Rozak menekankan kepada para muridnya agar menanamkan hal tersebut dalam kehidupan sehari – harinya.
Tak terasa pelajaran pertama berakhir jua. Tiba – tiba para siswa mendengarkan pengumuman bahwa pelajaran selanjutnya dialihkan ke acara seminar “Membentuk Pribadi Yang Tangguh Dengan Membina Moralitas Generasi Muda” yang diadakan oleh OSIS. Para siswa diwajibkan mengikuti acara tersebut di aula serba guna “Nadwatul Ummat” MTs Darussalam - Ciamis.
Li mending kita pulang aja kan bisa main game di warnet Bang Emon dari pada ikut seminar, ngantuk !, ajak Anton. Males ah Ton !, Inget Ton kita itu harus rajin dalam mencari ilmu bukannya malah keluyuran nggak karuan, jawab Ali. So alim lu Li, paling juga seminarnya materinya sama aja ama yang tadi diajarin pak Rozak tentang akhlak, Balas Anton dengan nada kesal. Siapa tau Ton ada yang beda, biar ilmu kita tambah gitu, bantah Ali. Ya udah ! ayo kita ke sana, kata Anton dengan sedikit marah.
Sesampai di Aula serba guna para siswa dipersilakan mengisi tempat duduk yang terdepan terlebih dahulu. Anton yang baru datang bersama –Ali, mengajak Ali untuk duduk di belakang, tetapi panitia menyuruhnya agar duduk di bangku yang terdepan. Spontan Anton yang merasa senior sebagai kelas tiga marah “ So what gitu loch! baru kelas dua aja udah berani ngatur gua, mo gua pukul lu, nanti juga kan penuh diisi sama anak yang belum sampai”. “Maaf kak ini sudah perintah kepala sekolah agar terlihat rapih”, jawab seorang panitia dengan ketakutan. Ali berupaya menenangkan suasana dan berkata, “Oh ya dik, maafkan kak Anton orangnya suka emosian, baik kami akan duduk di bangku yang depan”. Ah lu Li ngapain takut nggak bakalan dimarahin itu kan Cuma gertakan, sama kaya kita dulu waktu jadi OSIS, kata Anton dengan sedikit berlagak. “Tapi kan kita harus taat aturan Ton, gimana kalu lu dalam kondisi dia pasti sama”, balas Ali.
Meskipun penjelasan yang diutarakan dalam diskusi oleh Prof. Dr. Muhammad Fauzi, sebagian telah disampaikan di mata pelajaran akhlak oleh bapak Abdul Razak. Namun Ali menyimaknya dengan seksama, ia merasa bahwa masih banyak hal lain yang belum diketahuinya dalam seminar kali ini. Sedangkan Anton terlihat acuh tak acuh terhadap acara seminar tersebut. Dirinya merasa materinya sudah diperolehnya dalam pelajaran pak Rozak. Sehingga yang ia lakukan selalu embuat gaduh dengan memainkan game di telepon selulernya.
“Ton perhatiin dong, sayang – sayang nich ilmu lu malah nggak dengerin”, pinta Ali. Penjelasan yang kaya gini kan udah Li di kelas, ngapain didengerin lagi BT kale!, balas Anton. Iya sich Ton! tapi kan siapa tau ada ilmu yang belum kita tau, ingat orang yang modern adalah yang mau menghargai orang lain bicara, kata Ali.
Pada saat waktu telah menunjukan pukul 13.00 WIB, akhirnya selesailah acara seminar. Maka anak – anak berbondong -bondong keluar meninggalkan Aula untuk pulang, tak terkecuali Ali dan Anton, mereka berdua pulang bersama.
Li gua mampir dulu yach di bang Emon mo maen game, lu mo ikut nggak? kata Anton. “Nggak Ton gua mo pulang aja, mo kerjain PR , jawab Ali. Lagian lu kan belum ijin ma orang tua lu, entar lu pulang telat dimarahin lagi, tambah Ali. Tenang aja Li ! entar gua sms, gua bilang belajar kelumpok dulu di rumah lu, ayo dong ikut Li masa gua sendirian, pinta Anton dengan memelas. Wah Ton dosa lu bohongin orang tua, mendingan kita kerjain PR aja yok bareng – bareng di rumah gua, entar gua beliin es krim dah, kata Ali sedikit merayu. “Ok deh kalo gitu ! gua ikut lu ngerjain PR, tapi janji Li beliin es krim yach”, jawab Anton dengan penuh harapan. Sip dah Ton, entar Ibu lu sms aja, kasih tau kalu lu ngerjain PR dulu di rumah gua, balas Ali setuju sekali atas keputusan Anton.
Singkatnya prilaku – prilaku Anton yang selalu dipengaruhi ajakan – ajakan baik oleh Ali. Maka seiring berjalannya waktu, karena Anton dan Ali selalu bermain bersama. Akhirnya sifat Anton yang kurang terpuji terkikis oleh pengaruh Ali yang membawa prilaku baik. Sehingga keduanya dapat menjadi anak – anak yang cerdas dan beretika.
Akhirnya Anton menyadari bahwa perbuatan terpuji itu memberikan dirinya kemuliaan.
“Ternyata pengaruh positif sangat penting sekali bagi perkembangan etika seseorang, kalau begitu saya akan berusaha mencari lingkungan yang tepat guna membentuk etika yang baik”, cetus Anton sosok generasi muda harapan bangsa.

Demikian tujuan pendidikan moral mampu mencetak generasi yang berakhlak terpuji baik terhadap dirinya pribadi maupun khalayak masyarakat luas. Mari kita wujudkan itu semua dengan di mulai dari diri sendiri.

ATTENTION !
Cerita ini hanyak fiktif belaka. Mohon maaf apabila terdapat kesamaan tokoh atau nama dalam penggalan cerpen diatas. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak disenganja.

THE END ……………………………………………..!
Waiting to the second series

0 komentar:

Post a Comment