Apabila Cinta itu merupakan sesuatu yang bersifat naluriah manusia, maka makan pun juga demikian. Bagaimana bila kedua naluri itu bertemu?
Dikisahkan ada seorang lelaki yang mencintai wanita. suatu hari wanita itu mengundang makan kekasihnya. sampai dirumah si wanita, keduanya pun segera terlibat dalam percakapan sebagaimana layaknya dua sejoli sedang memadu kasih. begitu lama dan asyiknya mereka ngobrol, sampai akhirnya si lelaki pun terus terang, "dari tadi kita berjam-jam ngobrol kesana-kemari, tapi kau belum menyebut kapan kita akan makan, bukankah kau undang aku untuk makan?!"
"Masya Allah!" kata si wanita, "apa kamu tidak merasa cukup memandang wajahku yang katamu kau kagumi; apakah tidak cukup canda dan obrolan kita yang mengasyikkan, hingga kau mengatakan begitu?"
"wahai kekasihku," papar si lelaki, "seandainya si majnun Qais dan Laila duduk-duduk berduaan mulai pagi sampai sekarang, seperti kita ini, tanpa makan apa-apa, niscaya mereka akan saling meludahi satu sama lain!"
0 komentar:
Post a Comment