Puasa dan Penyelarasan Diri Dengan 'Sikap Tuhan'

Posted by Kongkow edu On Tuesday, August 10, 2010 0 komentar
Puasa merupakan bentuk pengabdian diri manusia kepada Tuhan yang dilandasi atas kesadaran diri akan menjadi manusia yang sesuai dengan kehendak-Nya. Berdasarkan informasi yang telah tercatat dalam Al Qur’an bahwa tujuan dari proses puasa adalah menjadikan manusia bertakwa, sesuai firman Tuhan yang disebutkan dalam Al-Qur’an: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu mudah-mudahan agar kamu bertakwa” [QS. 2: 183].
Takwa sebagai nilai teologis dapat dipahami dengan kesungguhan diri untuk taat dan tunduk kepada Tuhan. Namun nilai takwa dalam puasa akan bermakna hakiki ketika manusia secara sadar menjadikan puasa untuk tahapan dalam penyelarasan diri ke arah keutamaan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dalam ibadah puasa, kaum muslimin dituntut tidak hanya fokus terhadap pengendalian dimensi fisik dengan menahan lapar, haus dan berhubungan suami-istri pada siang hari, namun juga menyangkut pengendalian dimensi bathin dari manusia yang harus terhindar dari pengaruh hawa nafsu, seseorang yang berpuasa harus menghindari diri dari perbuatan-perbuatan yang mengurangi nilai puasa seperti terpelihara mulutnya dari kata-kata yang tidak perlu, terjaga matanya dari melihat yang dilarang, terhindar telinganya dari mendengar yang tidak berguna, dan seluruh anggota badannya juga berusaha agar tidak melakukan hal yang dilarang dan yang tidak berguna kemudian mengisinya dengan berusaha mendekatkan aktivitasnya sesuai dengan sifat dan sikap Tuhan. Bahkan ketika manusia mampu hatinyapun dituntut untuk berpuasa dari ingatan selain kepada Tuhan. Sehingga melalui puasa, dimensi fisik dan bathin manusia akan selaras dengan kehendak Tuhan dan manusia akan meraih intimitas kedekatan dengan Tuhan serta mendapat lisensi kelayakan dihadapan-Nya (Insan Kamil).
Akhirnya, penulis berharap agar bulan Ramadhan yang penuh dengan magfirah dan keberkahan dapat dimanfaatkan untuk memohon ampunan dari dosa dan kesalahan yang disebabkan nilai-nilai kebinatangan dari dalam diri manusia.

0 komentar:

Post a Comment