Dalam pendidikan, faktor guru sebagai tenaga pendidik profesional berperan signifikan dalam peningkatan mutu. Berdasarkan hasil studi di negara-negara berkembang, guru memberikan sumbangan yang signifikan dalam peningkatan prestasi belajar siswa yaitu 36%, selanjutnya manajemen (23%), waktu belajar (22%) dan sarana fisik (19%). Tilaar menambahkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya. Aspek yang berkaitan dengan guru adalah menyangkut citra atau mutu guru dan kesejahteraan. Salah satu hal yang patut dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas guru adalah dengan cara meningkatkan kepuasan kerjanya, sebab dengan kepuasan guru yang meningkat maka guru akan berusaha untuk meningkatkan profesi dan mutunya dengan demikian diharapkan keberhasilan pendidikan akan tercapai. Gallerman menjelaskan bahwa “seorang pegawai bekerja lebih maksimal jika motif-motif individu pegawai terpenuhi dan mereka merasa puas dalam bekerja. Kepuasan kerja guru itu bisa dilaksanakan dengan beberapa cara diantaranya adalah organisasi dapat membuat iklim organisasi yang berpihak pada kesejahteraan guru, terbuka dan menekankan pada prestasi, bisa pula kepuasan ditingkatkan menggunakan faktor motivasi terutama motivasi berprestasi guru, karena hal tugas guru menyangkut dengan keberhasilan siswa yang merupakan keberhasilan pendidikan.
Adapun salah satu komponen yang berperan penting dalam peningkatan kepuasaan kerja guru adalah kepala sekolah. Tugas utama kepala sekolah adalah memadukan semangat kerja para guru agar menjadi satu kesatuan yang dinamis dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Selain itu juga kepala sekolah harus mampu meniadakan pertentangan individual atau kelompok dikalangan guru serta mengembangkan integritas kepribadian, kegotong-royongan dan semangat juang yang tangguh. Keberhasilan manajemen ditentukan oleh efektivitas kepemimpinan, karena kepemimpinan adalah inti dari manajemen. Seorang kepala sekolah harus memilih dan melaksanakan kepemimpinannya dengan baik agar memperoleh sukses dalam menuaikan tugasnya. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah adalah jabatan pimpinan yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan oleh pertimbangan–pertimbangan sekaligus sebagai pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan sekolah. Perkembangan semangat kerja, kerjasama yang harmonis, niat terhadap pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Selain itu juga, komponen yang tidak kalah pentingnya dalam peningkatan kepuasan guru adalah adanya fasilitas kerja yang optimal dan nyaman. Dalam konteks Indonesia sarana prasarana atau fasilitas sangat diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran sesuai dengan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan. Fasilitas kerja yang tersedia dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan kegiatan belajar mengajar. Fasilitas sendiri dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan, Fasilitas yang disediakan oleh sekolah sudah memadai, dengan adanya fasilitas yang memadai mampu menambah kesenangan dan meningkatkan kepuasan kerja para guru. menurut mudhoffir fungsi fasilitas adalah untuk menunjang dan menggalakan kegiatan program pusat sumber belajar agar semua kegiatan tersebut dalam berjalan dengan efisien. dengan fasilitas yang baik, sumber-sumber belajar seolah-olah memiliki kekuatan, semua peralatan dapat berdaya guna dan siswa semakin rajin serta akan tekun belajar dengan fasilitas yang ada.
Di era globalisasi dengan perkembangan sains dan tekhnologi yang begitu pesat, ciri khas madrasah bukan hanya sekedar menyajikan mata pelajaran agama Islam tetapi yang paling penting adalah pemberlakuan dari nilai-nilai keislaman di dalam totalitas kehidupan madrasah. Ada beberapa hal penting yang harus menjadi perhatian madrasah dalam mengambil kebijakan pemberlakuan totalitas nilai-nilai keislaman, yaitu perwujudan nilai-nilai keislaman yang menyeluruh, moralitas yang beraktualisasi dan manajemen profesional, terbuka dan berperan aktif dalam masyarakat. Dengan demikian eksistensi madrasah dapat dipertahankan dan dikembangkan karena mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan dunia pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
Dalam rangka mewujudkan quality education, madrasah berupaya membangun bangsa melalui sebuah sistem pendidikan madrasah yang memadai sesuai dengan tahapan-kebutuhan dan perkembangan jaman dengan harapan mendapat kepercayaan dan pilihan prioritas dari semua lapisan masyarakat (baik golongan ekonomi menengah ke atas, percaya menyekolahkan anaknya berdasarkan kualitas mutu yang tinggi maupun golongan ekonomi menengah ke bawah bisa masuk berdasarkan subsidi silang).
Namun, untuk mewujudkan madrasah ideal seperti tertulis diatas dengan tantangan global yang mendunia, madrasah mengalami hambatan dalam proses menuju ke arah tersebut. Hambatan itu disebabkan oleh manajemen (pengelolaannya) yang kurang baik, kualitas kompetensi tenaga pengajarnya yang kurang bagus dan kurangmya dana operasional madrasah sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas perlu adanya peningkatan kepuasaan kerja guru madrasah, khususnya dari aspek pemenuhihan fasilitas kerja dan pola kepemimpinan kepala madrasah. sehingga madrasah dapat maju tidak menjadi second class lagi di Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment