Pribadi Tanpa Topeng Kepalsuan

Posted by Kongkow edu On Wednesday, March 25, 2009 0 komentar
Esensi dari makhluk yang bernama manusia adalah jiwa. Dan jasad hanyalah materi yang membungkus nurani. Ketika eksistensi manusia diukur melalui materi, maka kita terkungkung dalam sosok individu matrealistik. Manusia sering terlupa akan fitrahnya -sebagai sosok pilihan yang sempurna untuk mengelola jagad raya- sehingga nampak pada suatu waktu, derajat manusia dapat terjun bebas ke dalam lumpur kehinaan yang diumpamakan seperti daun sirih yang tidak memiliki sandaran lain lagi untuk menggapai keatas dan anjlok menyentuh tanah kembali ke posisi terendah (asfala safilin).
Sebuah evaluasi diri, apakah kita akan selalu mendustai diri dengan menggunakan topeng – topeng kepalsuan dan memilih berada dalam posisi terperosok dalam kubangan – kubangan yang menjijikan?

Menjadi diri sendiri pada hakikatnya adalah jujur pada nurani dan memiliki kebebasan untuk mengekspresikan, mengamalkan dan mewujudkan sifat – sifat Tuhan. Manusia bukanlah boneka atau wayang yang gerak dan perbuatannya ditentukan oleh dalang. Manusia juga bukan bulu yang terbang melayang yang arahnya ditentukan oleh angin bertiup. Tetapi Manusia adalah aktor – aktor yang telah diberikan peran oleh sang pembuat skenario. Tugas mereka adalah berperan dengan sebaik – baiknya dengan diberikan modal akal, kehendak dan perlengkapan lainnya. Bagi mereka yang berperan dengan baik akan diberikan reward tetapi mereka yang gagal dalam melaksanakan peran akan diberikan punishment.
Oleh karena itu, Allah tidak pernah menjadikan dua hati nurani dalam dada manusia (Al-Ahzab: 4), maka hati nurani yang satu itu akan selalu mengatakan yang baik adalah baik dan yang salah adalah salah. Orang yang mengatakan yang salah adalah baik, maka ia sudah mengingkari hati nuraninya dan mengikuti nafsunya.
Maka dari itu, pribadi tanpa topeng kepalsuan pada hakikatnya adalah pribadi yang menjaga kesucian hati nuraninya dan menjadikannya sebagai tolok ukur terhadap semua ucapan dan perbuatannya.

0 komentar:

Post a Comment